Minggu, 25 September 2011

sinopsis can't lose episode 3



Hyung Woo meninggalkan ibunya dan Eun Jae di bandara. Eun Jae dan ibunya sangat marah.
Ibu mengakui kalau Eun Jae tidak mudah untuk hidup bersama Hyung Woo. Eun Jae pun mengeluh tentangnya sampai ibu mengingatkan kalau Hyung Woo masih putranya.
Mereka berpisah dan pergi ke tempat yang berbeda. Ibu menelpon Hyung Woo. Ia menceramahinya seperti – aku tahu kau adalah putraku, tapi kau orang yang brengsek.



Hyung Woo pun segera menelpon Eun Jae dengan panik, tapi Eun Jae segera merejectnya. Hyung Woo melihatnya  naik taksi disebelah bisnya dan berusaha menarik perhatiannya, tapi Eun Jae sedang marah padanya dan tidak ingin melihat wajahnya saat ini.
Eun Jae langsung pulang ke rumah  dan membuka lemarinya untuk balas dendam. Ia mengambil semua baju Hyung Woo dan memasukkannya ke koper. Ia kemudian menaruhnya di lorong.
 

Sedangkan Hyung Woo pergi ke restoran mie mertuanya. Ia kemudian teringat ketika ia masih berpacaran dengan Eun Jae, ia selalu merasa enggan untuk makan mie. Sekarang ia tahu alasannya.
Dengan bangga ia memamerkan menantunya pada pemilik toko yang lain. Hyung Woo  membahas tentang tuntutan pemilik gedung yang baru untuk mengosongkan tempat ini. Hyung Woo memberitahu mereka bahwa mereka masih dilindungi untuk 5 tahun berdasarkan kontrak yang lama, jadi pemilik yang baru tidak bisa menendang mereka keluar.
Ibu sangat senang. Ia kemudian menelpon Ibu Hyung Woo agar datang dan menandatangani kontrak yang baru. Karena baru saja ditinggalkan di bandara oleh putranya, mood  ibu Hyung Woo sedang buruk, ia tidak ingin untuk membuat kesepakatan baru dan menutup telponnya sebelum mendengar suara Hyung Woo.
Ibu Eun Jae memuji Hyung Woo secara berlebihan, bertanya-tanya siapa yang membesarkannya dengan begitu baik dan memberikan padanya sebagai menantu. Ia benar-baenar tidak tahu kalau ia putra musuhnya.
Setelah urusannya selesai, Hyung Woo segera pulang karena ia tahu Eun Jae sedang marah padanya, tapi ia tidak tahu seberapa buruknya sampai ia tiba di depan pintu dan mendapati kopernya ada di lorong dan password pintunya diganti.
 

Eun Jae sedang duduk di sofa, ia mempersiapkan dirinya untuk berperang, saat Hyung Woo mencoba semua password yang mungkin, seperti ulangtahunnya, ulangtahun Eun Jae, tanggal pernikahan mereka. Tapi tidak ada yang cocok.
 

Eun Jae mengendap-endap pergi ke pintu dan mengintip Hyung Woo dari lubang pengintai, ia terhuyung kebelakang ketika Hyung Woo melakukan hal yang sama. Hyung Woo terus berpikir dan kemudian mendapat ide. Ia memencet 0000 dan……pintu terbuka.
Karena kaget, Eun Jae melompat ke belakang dan  Hyung Woo heran dengan kesederhanaannya dalam memilih password yang aneh.
Eun Jae tidak menyerah dan menyuruh Hyung Woo keluar. Hyung Woo tetap merahasiakan pertemuannya dengan ibu Eun Jae, karena ia menyuruhnya untuk merahasiakannya.
Semua gesekan-gesekan mereka kembali muncul ke permukaan dan Hyung Woo memberitahunya kalau ia akan mengerti suatu saat nanti. Eun Jae bertanya-tanya, kenapa ia harus menunggu berhari-hari? Kemudian, kenapa mereka harus hidup bersama?
 

Eun Jae mulai mendorongnya menuju ke pintu, sambil berteriak menyuruhnya keluar, tapi Hyung Woo mencoba bertahan, yang membuat Eun Jae terjatuh ke lantai.
Hyung Woo ternganga kaget dan segera memeriksanya, Tapi Eun Jae bereaksi berlebihan, menuduh Hyung Woo melakukan kekerasan padanya.
Eun Jae berteriak: “Ayo bercerai! Sekarang!”
Kali ini, Eun Jae pergi untuk mengambil tasnya, ia ingin pergi, tapi Hyung Woo berusaha menghentikannya. Eun Jae berputar dan tanpa sengaja tas besarnya mengenai wajah Hyung Woo.
 

Hyung Woo berbalik dan ternyata hidungnya berdarah. Keduanya saling memandang karena bingung. Saat Hyung Woo mengeluh, “Apa ini…..darah?” Eun Jae menyuruhnya untuk mendendanya jika ia merasa dijahati. Eun Jae pun pergi meninggalkan rumahnya.
 

Hyung Woo mengejarnya dan mencari Eun Jae disekitar apartemen mereka, tapi ia tidak menemukannya dimanapun. Akhirnya, ia duduk di taman bermain dan berbicara pada alat perekamnya, berkata kalau semuanya memburuk, mereka tidak bisa berbicara baik-baik lagi, bahkan hari ini ia melihat darah. Heh
Hyung Woo kembali mencari Eun Jae. Ia menelpon ketiga pegawainya, satu demi satu. Ia tidak tahu kalau sebenarnya mereka sedang duduk bersama. Mereka mendesah kalau pasangan itu bertengkar lagi.
 

Tentu saja Eun Jae bersembunyi di bar. Ia sedang bermain dart untuk mengeluarkan emosinya. Ia membayangkan wajah Hyung Woo ada di tengah-tengah papan itu, yang membantunya memotivasinya.
 

Tae Young datang untuk bekerja dan menemukan Eun Jae sedang emosi. Ia bertanya kenapa ia tidak sedang berada di Jepang sekarang, yang membuat Eun Jae semakin marah.
Hyung Woo mengeluarkan kemarahannya di ring tinju dengan temannya Soju yang menyarankan padanya untuk tidak terlalu sering bertengkar atau ia akan benar-benar bercerai. Ia mendapat tonjokkan di wajah karena berkomentar seperti itu.
Sedangkan Eun Jae mengeluarkan semua rasa frustasinya dengan bermain darts dan bertanya-tanya apakah ia benar-benar harus menceraikan Hyung Woo, berkata kalau itu seperti sebuah ancaman untuk memberinya pelajaran.
Tae Young menyahut kalau ia akan berbicara dengan suaminya jika ia terus berkata seperti ini (mengatakan bagaimana buruknya ia memperlakukan Eun Jae)
Eun Jae hanya tertawa dan menyuruhnya untuk mengajaknya jika ia akan melakukan itu, karena ia ingin melihatnya. Ia benar-benar tidak menganggap kata-kata Tae Young serius.
Tapi Hyung Woo selalu menjadi suami yang baik. Ia menunggu Eun Jae sepanjang malam di depan apartemen mereka. Eun Jae terhuyung-huyung keluar dari taksi dan menolak bantuan Hyung Woo. Jadi ia hanya mengikutinya dengan tangan terentang.
 

Eun Jae tiba didepan pintu mereka dan mencoba memasukkan kode pintu yang lama, ia terlalu mabuk untuk mengingat kalau ia telah merubahnya. Ketika pintu itu tidak mau membuka, ia menuduh Hyung Woo menggantinya dan tidak memberitahunya dan kemudian mengejeknya karena memilih 0000 sebagai password pintu mereka.
 

Eun Jae meminta coke dan ketika Hyung Woo berkata kalau ia akan mengambilkannya air, Eun Jae menangis seperti seorang anak kecil. Hyung Woo segera mendekatinya karena ia berpikir Eun Jae menangis karena kejadian hari ini, tapi ia hanya merengek, “Kau tidak pernah mendengarkanku! Aku bilang aku ingin cola….!”IoI
Hyung Woo tertawa dan memberinya cola dan Eun Jae segera meminumnya. Ia kemudian menangis meminta satu lagi, kali ini ia merengek kalau ia tidak akan hidup dengannya jika Hyung Woo tidak memberinya cola. Hyung Woo memeluknya saat Eun Jae menangis, akhirnya ia mengerti kalau ini bukan tentang cola semata.
 

Eun Jae menangis di bahu Hyung Woo, merengek seperti seorang gadis kecil dan Hyung Woo memeluknya serta menepuk punggungnya.
 

Paginya Eun Jae terbangun…..didalam pelukan Hyung Woo. Matanya segera membuka saat ia tersadar  kalau ia tidak tahu bagaimana iani semua bisa terjadi. Ia mengangkat selimut untuk mengecek seberapa telanjang Hyung Woo sekarang.
 

Eun Jae segera berusaha mengingat kejadian tadi malam, ketika Hyung Woo memeluknya. Ia berhenti menangis  dan Hyung Woo menghapus air matanya, dengan lembut menyebutnya bodoh dan kemudian menciumnya. Awalnya ia sempat menolak karena ia masih merasa marah, tapi beberapa menit kemudian, mereka pun berciuman kembali.
 

Kembali ke masa kini, Eun Jae menggelengkan kepalanya dalam ketidak percayaan dan bertanya apakah ini bukan mimpi. Hyung Woo terbangun, ia merasa sangat senang, “Jika ini bukan mimpi….”, Eun Jae segera bangun dan keluar dalam kemarahan. Ia masih marah karena kejadian ini membuat  aksi diamnya jadi gagal.
Selama sarapan, Hyung Woo berusaha mengajak Eun Jae mengobrol, ia masih merasa senang. Sedangkan Eun Jae masih merasa ngeri, separo malu dan separo marah. Ia berkata kalau kejadian semalam adalah kecelakaan, ia masih marah, jadi pertengkaran mereka masih belum selesai.
Tapi seperti yang diduga, Hyung Woo malah terus menggodanya. Dalam hati, Eun Jae berjanji akan menjauhi minuman keras.
 

Di sebuah toko, mereka bertengkar karena sebungkus keripik dan Eun Jae segera membukanya sesampainya mereka di rumah, berkeras kalau ia akan memakannya sendiri. Mereka terus berdebat yang membuat keripik itu tumpah kemana-mana, jadi Eun Jae harus memakannya keripik yang sudah terjatuh itu untuk membuktikan perkataannya.
Saat membuka lemari es, Hyung Woo melihat lauk yang dibawa ibunya dan teringat kalau ia mungkin juga marah padanya. Ia mengusulkan pada Eun Jae kalau mereka makan malam di tempat ibunya malam ini. Eun Jae menolak, jadi ia pergi keluar sendirian.
Diluar, ia menelpon ibunya, tapi ibunya berkata kalau ia sedang ada di Jeju dan memarahinya seperti yang ia perkirakan. Ia berbalik untuk pulang, tapi ponselnya bordering lagi. Ia mengangkatnya karena ia berpikir itu dari ibu, tapi suara lain membuatnya kaget.
Telpon itu dari Hee Soo (Lee Soo Kyung) mantan pacarnya yang juga pernah menelponnya tapi tidak diangkatnya. Ia meminta Hyung Woo untuk bertemu dengannya.
 

Hyung Woo tiba di luar sebuah restoran dan melihat ke dalam, matanya menunjukkan kalau ia mempunyai perasaan yang masih tersimpan. Ia menemukan Hee Soo yang merasa sangat depresi dan sudah minum banyak. Hyung Woo bertanya apa yang sebenarnya terjadi padanya. Ia mengaku kalau seharusnya ia tidak menelpon Hyung Woo, tapi Hyung Woo hanya berkata itu bukan masalah baginya.
Alasannya menelpon karena ia membutuhkan saran hukum. Ia adalah seorang reporter dari sebuah koran besar dan ia sedang menyuarakan keluhan tentang pelecehan seksual di tempat kerja, karyawan wanita diperlakukan secara berbeda, khususnya ketika ada pesta kantor dimana mereka disuruh menuangkan minuman untuk atasan mereka seperti gadis bar saja.
Tuntutan mereka tidak mendapat tanggapan, sehingga ia ingin melakukan keluhan secara formal,yang membuatnya terbuang. Karyawati lain yang mendukungnya tiba-tiba menghilang. Dulu awalnya ia menulis untuk halaman depan, tapi sekarang ia tidak mendapatkan jatah satu barispun.
Hyung Woo memberitahunya kalau sekarang ia harus mempergunakan hukum dan menawarkan  bantuannya. Hee Soo mengaku kalau ia tidak begitu berani bertindak sampai sejauh itu, tapi Hyung woo meyakinkannya kalau ia melakukan hal yang benar. Hee Soo memintanya untuk minum bersama dan Hyung woo pun setuju.
 

Ia duduk di halte bus setelah menghentikan taksi untuk Hee Soo. Kelihatannya perasaannya untuk Hee Soo masih tersisa.
 

Dalam perjalanannya pulang, ia berhenti untuk mengecek napasnya, yang berbau alcohol. Ia berpikir kalau ia tidak dapat menyembunyikannya, apa yang akan ia katakana pada Eun Jae? Ia minum-minum dengan seorang teman? Teman apa? Ibunya? Ibu tidak bisa minum.
Ia membayangkan Eun Jae yang cerewet sedang menanyainya dan ia menjadi takut dengan Eun Jae dalam bayangannya. Ia memutuskan untuk jujur saja.
 

Dengan hati-hati ia masuk ke dalam dan Eun Jae langsung mengenali bau alkoholnya, seperti yang ia perkirakan. Ia memberitahunya kalau ia minum-minum dengan seorang teman kuliahnya yang bernama Hee Soo, hanya saja ia menambahkan suffix –nom yang berarti pria.
Eun Jae bertanya apakah ia mencoba menyembunyikan satu hal padanya lagi, Hyung Woo menelan ludahnya, ia ketakutan. Tapi yang dimaksud Eun Jae adalah kontrak hutang piutangnya dengan Go Ki, Hyung menghela napas lega.
Eun Jae berhenti mengulang kata-katanya karena takut disebut sapi lagi dan Hyung Woo memberitahunya kalau ia burung sekarang, karena ia begitu pelupa, “Tapi bukan sembarang burung. Burung yang cantik!”
Eun Jae memukul kepala Hyung Woo dan Hyung Woo menggerutu kalau kekerasan yang dilakukannya terlihat sangat natural.
 

Paginya, Hyung Woo keluar untuk bertemu dengan Go Ki yang terlihat hampir menangis. Hyung Woo bertanya apa yang terjadi padanya, Go Ki menyahut, “Aku dipukul!” Ia kemudian menceritakan kisahnya yang menyedihkan tentang bagaimana ia tidak ingin mencuci piring pagi itu dan Young Joo menamparnya.
Ia menambahkan kalau Young Joo bahkan mengepaskan bagian runcing cincinnya sebelum memukul wajah Go Ki. Hyung Woo setuju kalau wanita juga bisa bertindak dengan kekerasan dan Go Ki bertanya-tanya apakah ia juga kena pukul.
Go Ki segera pulih dan menuangkan semua rasa simpati pada temannya dan mereka kembali bekerja untuk kasus kakek. Mereka memintanya untuk menulis sebuah pernyataan untuk hakim dan Kakek khawatir karena pendidikannya tidak tinggi sehingga ia tidak bisa menulis dengan baik. Hyung Woo meyakinkannya untuk tidak mengkhawatirkan hal itu dan mereka melihatnya saat Kakek menuliskan surat pernyataannya.
 

Mereka membawa pernyataan itu untuk mencoba meyakinkan seorang pemilik restoran di tepi laut agar mau menjadi saksi dan memberikan testimoninya, Tapi pemilik restoran it terus menolak. Kedua teman itu duduk di pantai dan mendesah memikirkan masalah mereka dan akhirnya berakhir dengan bermain air di laut seperti anak kecil.
 

Kembali ke kantor Hope. Keesokan harinya Go Ki ketakutan ketika melihat Hee Soo masuk ke dalam kantor. Hee Soo menyapanya dengan ramah sebagai “sunbae” sedangkan Go Ki berusaha menyembunyikannya dari Eun Jae sambil memberi isyarat pada Hyung Woo untuk keluar.
Hyung Woo keluar dan bertanya-tanya kenapa Go Ki begitu terlihat ketakutan karena Eun Jae bakal tahu karena ia membantu kasusnya, tapi Go Ki mendorong mereka ke ruang rapat dan mencoba mengalihkan perhatian yang lain.
 

Eun Jae bergabung dengan mereka untuk mengucapkan salam, ia terkejut kalau tamu mereka itu Hee Soo, “Bukankah kau menyebutnya nom?” Hyung Woo segera mengatakan kalau nom adalah kalimat slang dan Eun Jae tidak memperpanjang lagi.
Hyung Woo meminta Eun Jae untuk bergabung dengan mereka dan Hee Soo berkata pasti menyenangkan bekerja bersama dengan suaminya dalam satu kantor. Eun Jae hanya menjawab kalau Hee Soo pasti belum menikah.
Eun Jae membaca dokumen dalam file Hee Soo dan berkata kalau banyak terjadi  pembedaan gender. Dengan senang hati ia ingin membantu Hyung Woo dalam kasus ini dan Hyung Woo menatapnya dengan penuh cinta.
 

Setelah itu Go Ki segera mendekati Hyung Woo dan bertanya apa yang sedang ia lakukan. Hyung Woo berkeras kalau ini akan baik-baik saja karena semua yang terjadi antara mereka berdua telah selesai dan ia hanya membantunya menyelesaikan kasus hukumnya.
Go Ki memberitahunya kalau ia tidak bisa memberitahu Eun Jae tentang Hee Soo, tidak ada satupun wanita didunia yang dapat menerima berita itu dengan baik.
Tanpa berpikir panjang Hyung Woo menyetujuinya. Woo Shik yang mendengar semuanya mendekati mereka yang membuat Hyung Woo dan Go Ki kaget. Ia menyuruh mereka untuk merahasiakannya.
Hyung Woo kembali mengerjakan kasus itu bersama Eun Jae dan ia melihat kalau dokumen-dokumen Hee Soo sangat rapi. Ia persis seperti Hyung Woo. Eun Jae bertanya bagaimana mereka bertemu dan Hyung Woo berkata kalau mereka bertemu di klub hiking dan Eun Jae menduga kalau hubungan mereka cukup dekat karena mereka mempunyai hobby yang sama juga.
 

Hyung Woo hanya tertawa kecil dengan canggung dan berkata kalau mereka cukup dekat tapi sekarang tidak lagi dan kemudian menjawab telponnya dengan, “Aku akan menelponmu nanti.” Yang membuat Eun Jae menjadi curiga dan ia kembali ke kantornya untuk mencari petunjuk yang lain, dan membuat dugaan yang hampir mirip dengan kenyataan.
Ia bertanya-tanya apakah itu mungkin, tapi ia tidak punya bukti yang mendukungnya dan mungkin ia bisa mendapatkannya dengan menanyai teman-teman dekat Hyung Woo.
 

Ia memutuskan untuk menanyai Young Joo. Ia mampir ke restoran Young Joo dan menyebut nama Hee Soo dalam obrolan mereka. Ia bercerita kalau Hee Soo datang kekantor mereka untuk meminta bantuan Hyung Woo dengan kasusnya. Young Joo tiba-tiba berubah menjadi kasar tentang kemunculan Hee Soo yang tiba-tiba setelah memutuskan Hyung Woo lewat sms.
Oops. Eun Jae berpura-pura tidak terpengaruh dan berkata kalau Hyung Woo sudah bercerita padanya, bahkan berakting lebih tenang lagi dan berkata kalau ia membantu kasusnya karena masa lalu adalah masa lalu. Tapi Young Joo bisa membaca wajahnya dan tersadar kalau Hyung Woo tidak mengatakan yang sebenarnya.
Young Joo memberitahu Eun Jae kalau para pria itu telah bersekongkol, karena ia sangat mengenal Go Ki. Eun Jae tertawa karena Young Joo memanggil suaminya dengan nama panggilan seperti itu (Go Ki berarti daging) Young Joo bertanya apakah ia akan membiarkannya saja, karena api lama bisa  terbakar lagi.
 

Eun Jae berkeras kalau hal itu tidak akan terjadi, tapi ia tetap merasa terganggu. Eun Jae kembali ke kantornya dan berpikir akan memarahinya, tapi kemudian berubah pikiran, siapa didunia ini yang menikah tanpa punya masa lalu.
Kemudian ia kembali berubah pikiran, karena  Hyung Woo seharusnya mengatakan padanya jika ia tidak punya sesuatu yang disembunyikan, ada sesuatu disana jika ia tidak jujur. Kemudian ia menghentikan pikirannya itu lagi. Ia merasa terganggu tetapi harga dirinya terlalu tinggi, sehingga ia tidak mau bertanya pada Hyung Woo.
Sepanjang hari ia terus memata-matai Hyung Woo dengan curiga, tapi tidak bisa memutuskan harus melakukan apa. Ada kejadian kecil  yang lucu yang membuat mereka berdebat lagi, Hyung Woo meninggalkan toilet duduknya dalam keadaan terbuka yang membuat Eun Jae terjatuh. Hyung Woo kemudian mendapat telpon dan keluar dan berkata kalau Soju mengajaknya minum.
 

Eun Jae memutuskan untuk pergi keluar juga dan pergi ketempat Young Joo tapi ketika ia melihat ke dalam dari jendela, ia melihat Soju duduk disana dengan Go Ki dan tanpa Hyung Woo….
Ia pun segera berbalik dan pergi sebelum mereka melihatnya dan Young Joo keluar untuk mengejarnya. Ia membuat alasan dan pergi, ia tidak ingin berada disana dalam keadaan yang menyedihkan dan segera pulang kerumah.
 

Ia memandang acara TV dengan pandangan kosong dan menonton reality show yang menyedihkan yang memberinya alasan untuk menangis. Ia tertidur dalam keadaan seperti itu. Ia menunggu Hyung Woo pulang.
Ketika ia bangun, sudah tengah malam dan Hyung Woo tidur disebelahnya, mabuk. Eun Jae bertanya ia darimana saja dan Hyung Woo bergumam kalau ia bersama Soju. Eun Jae bertanya apakah ia harus mempercayai kebohongan itu, tapi Hyung Woo malah tertidur lagi.
Hyung Woo bangun paginya dan Eun Jae melewatinya dengan dingin dan pergi ke kantor sendirian.
Hyung Woo mendapat telpon dari Kakek yang sedang berada di rumah sakit karena ia tidak bisa membeli makanan lain selain kentang. Ia bersumpah untuk mendapatkan testimony  yang mereka butuhkan dan memberitahu Eun Jae kalau ia pergi ke Seokcho.
Setelah melihat semua kebohongannya, Eun Jae bertanya-tanya jika ia berkata jujur kali ini dan memutuskan untuk mengikutinya. Ia menyetir sambil sepanjang jalan berusaha membuat alasan yang tepat  dan tiba di suatu tempat di Seokcho. Eun Jae sangat lega ketika Hyung Woo juga benar-benar pergi kesana.
 

Eun Jae berpikir apakah ia akan pulang saja, ia kemudian memutuskan untuk mengejutkannya sehingga mereka bisa makan sushi bersama. Ia pun keluar dari mobil dan mendekati Hyung Woo.
Tapi ketika ia sudah begitu dekat, seseorang melewatinya. Orang itu Hee Soo yang berlari dan menyapa Hyung Woo sambil tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar