Scene dibuka di stasiun kereta dimana Lee Eun Jae (Choi Ji Woo) baru saja tiba untuk bertemu dengan suaminya Yeon Hyung Woo (Yoon Sang Hyun) yang sedang pergi dalam perjalanan bisnis. Kelihatannya pernikahan mereka penuh dengan pertengkaran-pertengkaran kecil.
Hari ini, Hyung Woo yang terpojok, karena ia mencoba berbohong bahwa ia tidak naik kereta itu, beralasan karena ada pekerjaan mendadak yang membuatnya naik kereta berikutnya. Tapi Eun Jae melihatnya dan rencana Hyung Woo untuk melewatkan wawancara mereka gagal.
Mereka pun pergi ketempat parkir. Hyung Woo masuk ke dalam mobil Eun Jae yang penuh dengan sampah. Ia berkomentar kalau ia tidak pernah melihat tempat sampah yang begitu mahal sebelumnya. Merasa tersinggung, Eun Jae menjawab, “Dan tempat sampah itu juga menggelinding!”
Alasan Hyung Woo berniat untuk melewatkan wawancara itu adalah karena ia merasa lelah dan terganggu dengan firma hukum yang dibuatnya bersama istrinya. Firma itu bernama Hope. Ia merasa kesal jadi ia menjawab semua pertanyaan dengan kasar dan berterus terang. Eun Jae berkata kepada pewawancaranya bahwa suaminya adalah orang yang sederhana dan mulai bercerita tentang bagaimana mereka bertemu.
Mereka bertemu dilapangan baseball pada hari dimana Hyung Woo menyerahkan surat pengunduran dirinya. Eun Jae duduk disebelahnya dan mereka mengobrol sambil minum ketika kamera menangkap mereka. Wajah mereka terpampang dilayar lebar dan penonton yang lain meminta mereka untuk berciuman karena mereka mengira kalau mereka berdua pacaran. Hyung Woo merasa tidak nyaman, tapi Eun Jae memeluknya dan mencium bibirnya dan berkata kalau penonton yang lain menginginkannya.
Dari kejadian itulah hubungan romantis mereka dimulai. Mereka merubah ke bahasa banmal saat kencan pertama mereka.
Dalam dua minggu, Hyung Woo melamarnya. Ia mengungkapkan keinginannya untuk mendirikan firma hukum sendiri dan membantu orang yang membutuhkan. Eun Jae menawarkan diri untuk menjadi partnernya. Ia meyakinkannya kalau ia akan mengumpulkan uang sehingga Hyung Woo bisa berjuang menegakkan hukum. Dalam sebulan, mereka menikah.
Hari ini walaupun moodnya sedang jelek, Hyung Woo kembali bekerja setelah meninggalkan Eun Jae ditengah-tengah wawancara. Ia membantu seorang pekerja dengan tuntutan hukumnya. Ia melakukan apapun yang ia bisa, ia bahkan menawarkan untuk mengurangi biaya bantuan hukumnya untuk orang yang tidak mampu membayarnya.
Malam itu mereka tiba di apartemen mereka bersama-sama. Kali ini Eun Jaelah yang terpojok. Ketika Hyung Woo datang, ia tengah mencoba membersihkan kekacauan di apartemen mereka. Selama Hyung Woo pergi, ia sama sekali tidak membersihkan apartemen mereka. Hyung Woo heran, bagaimana satu orang bisa membuat kekacauan seperti itu.
Hyung Woo mengingatkan Eun Jae kalau ia sudah menempelkan post it di beberapa tempat untuk mengingatkan Eun Jae agar menjaga apartemen mereka tetap rapi, tapi Eun Jae mengabaikannya. Mereka pun bertengkar lagi. Eun Jae, “Aku orang yang tidak rapi, jadi apa maumu?” dan mengomel bagaimana ia berusaha mengumpulkan uang karena ia tidak pintar mencarinya.
Hyung Woo minum bir di luar sebuah minimarket, kemudian bergabung dengan temannya Go Ki Chan (Kim Jung Tae) minum soju.
Go Ki punya masalah sendiri dalam perkawinannya dan ia sedang mengeluh tentang istrinya Kim Young Joo (Jo Mi Ryung). Ia membuat sebuah pernyataan, “Hal yang paling sulit adalah dua orang yang berbeda tinggal bersama.”
Ia juga punya masalah keuangan dan meminta Hyung Woo untuk meminjaminya uang. Ayahnya sakit dan ia tidak punya dana cadangan, plus, jika istrinya tahu, ia pasti akan marah lagi. Hyung Woo setuju untuk meminjaminya 10 ribu dollar dan Go Ki menangis penuh terimakasih.
Dan ketika istrinya menelpon untuk mengecek keberadaannya, Go Ki berbohong sampai akhirnya Young Joo tahu kalau ia sedang bersama Hyung Woo. Ketika pertengkaran mereka memuncak, Go Ki berteriak melalui telponnya, “Baiklah, Ceraikan aku! Aku tidak takut ancamanmu lagi!”
Young Joo menelpon Eun Jae dan mengeluh tentang suaminya.
Inti masalah mereka sebenarnya karena ketidakbisaan Go Ki mencari pekerjaan. Ia telah gagal beberapa kali dalam ujian PNS dan berakhir dengan menjadi karyawan biasa setelah ia menikah. Tapi sekarang ia kehilang pekerjaan itu dan memutuskan untuk mencoba ujian PNS lagi. Jadi Young Joolah yang menjadi penopang hidup mereka selama bertahun-tahun.
Young Joo meminta Eun Jae untuk mengurus perceraian mereka. Eun Jae mengerti semua keluhan Young Joo dan sedikit terbawa karena kasus mereka mirip dengan yang dialaminya.
Malam itu Hyung Woo-Go Ki dan Eun Jae-Young Joo sama-sama pergi ke karaoke, dimana mereka melampiaskan pada lagu dan menjerit-jerit menyanyikan lagu Bruise yang bercerita tentang seseorang yang mengatakan pada kekasihnya kalau ia tidak tahu cinta itu apa.
Ketegangan masih terasa ketika mereka berdua tiba di rumah, tapi paginya, Eun Jae menemukan apartemen mereka telah bersih. Hyung Woo bangun pagi untuk membersihkan semuanya dan menyiapkan sarapan dengan senyuman.
Ia mengusulkan agar mereka melupakan kejadian kemarin dan penjelasannya mempertegas perbedaan mereka. Hyung Woo berkata kalau ia tinggal di apartemen, mereka akan lebih sering bertengkar, Eun Jae membantahnya dan berkata bahwa mereka harus tinggal sampai mereka bisa menyelesaikan masalah mereka. Itulah susahnya jika dua orang tinggal bersama tapi punya cara penyelesaian masalah yang berbeda.
Eun Jae merasa terhibur bahkan berterimakasih ketika ia melihat Hyung Woo telah membersihkan mobilnya juga sampai ketika ia tersadar kalau Hyung Woo membuang kotak di jok belakang mobilnya yang berisi kuitansi-kuitansi. Ia menyuruh Hyung Woo mengambilnya kembali dari tempat sampah. Tindakan manis Hyung Woo hampir membuat hidupnya susah dan ia kemudian memperingatkan Hyung Woo untuk tidak menyentuh barang-barangnya lagi. Hyung Woo menjawab kalau Eun Jae bisa menjaga kebersihan, maka ia tidak perlu menyentuh barang-barangnya.
Ketika mereka berpisah, Eun Jae, “Selamat tinggal, orang yang tidak bisa mencari uang.” Hyung Woo, “Bekerjalah dengan keras orang yang pintar mencari uang.”
Ketika mereka berpisah, Eun Jae, “Selamat tinggal, orang yang tidak bisa mencari uang.” Hyung Woo, “Bekerjalah dengan keras orang yang pintar mencari uang.”
Di pengadilan, Hyung Woo berpapasan dengan seorang laki-laki tua yang terlihat bingung dan bertanya arah untuk bertemu dengan hakim, yang tidak sesuai dengan prosedur yang benar. Hyung Woo menawarkan diri untuk melihat dokumennya. Wajahnya berubah menjadi gelap ketika membaca dokumen tersebut.
Kakek itu menduga kalau ia terusir dari rumahnya dan mulai menangis. Hyung Woo merasa tidak enak dan menawarkan untuk mengurusnya secara hukum dan ia melakukannya tanpa bayaran. Ia berkata kalau ia mengambil kasus itu untuk kesenangan atas kemenangannya. Kakek itu bertanya, “Bagaimana kalau kita kalah?” Hyung Woo, “ Aku adalah orang yang tidak suka kekalahan.”
Kakek merasa tenang. Ia sangat berterimakasih dan meminta maaf karena ia tidak bisa membayar Hyung Woo. Sebagai gantinya ia memberikan kentang rebus.
Hyung Woo tahu ia dalam kesulitan untuk meyakinkan Eun Jae agar memperbolehkannya mengambil kasus kakek tersebut. Jadi ia menghadiahkan kentang rebus itu yang sangat disukainya dan berusaha menggunakan sisi simpati Eun Jae serta berusaha menghentikan protesnya.
Setelah Eun Jae mulai memakannya, Hyung Woo baru memberitahunya kalau kakeklah yang memberikan kentang tersebut. Eun Jae menghentikan gigitannya dan meletakkan kentang tersebut di atas meja.
Ia berkomentar kalau mereka tidak bisa mengambil kasus yang tidak menghasilkan uang terus-menerus. Hyung Woo membuatnya jadi penjahat karena selalu membuatnya menolak. Hyung Woo berusaha memohon untuk membiarkannya kali ini saja. Tapi Eun Jae tidak merubah pikirannya.
Malam itu, pasangan suami istri itu pergi ketempat yang berbeda, Eun Jae pergi ke sebuah bar, sedangkan Hyung Woo pergi ke ring tinju.
Seorang bartender (Ha Suk Jin) yang benama Lee Tae Young mendengarkan semua keluhan Eun Jae. Ketika Eun Jae menceritakan semua ketidakadilan yang terjadi padanya, Tae Young mencondongkan badannya dan berkata kalau ia suka Eun Jae yang sekarang. Eun Jae berkata mungkin lebih baik kalau ia hidup sendiri saja.
Di tempat lain, ketika teman Hyung Woo berkomentar tentang Eun Jae dan bagaimana ia merasa berbeda, Hyung Woo hanya menjawab, “Perkawinan punya kemampuan yang aneh yang bisa merubah pesona menjadi kekurangan.”
Ia merasa geli pada dirinya sendiri, ia merasa Eun Jae yang dikenalnya telah hilang. Ia berharap Eun Jae bisa kembali menjadi dirinya sendiri.
Eun Jae pulang ke rumah dalam keadaan mabuk. Ia pun tertidur di sofa. Hyung Woo berusaha untuk mengangkatnya tapi ia ditampar oleh Eun Jae yang masih dalam keadaan setengah sadar.
Hyung Woo meletakkan Eun Jae di tempat tidur dan keluar ruangan. Eun Jae membuka matanya dan tersenyum senang karena telah menampar Hyung Woo. Hanya saja Hyung Woo telah menduga kalau ia hanya berpura-pura dan berdiri di kamar sambil melihatnya.
Paginya, ia mencoba untuk merubah pikiran Eun Jae tentang kasus kakek itu. Ia membuatkannya sarapan dan menyembunyikan kentang rebus dalam mangkuk nasinya.
Ia berusaha menyenangkan hati Eun Jae dengan cara bersikap manis bahkan membukakan pintu. Ini seperti mereka kembali ke masa ketika mereka masih pacaran. Hanya saja, Eun Jae tahu apa maunya dan tidak terpengaruh atas semua itu.
Mereka tidak melihat ibu Eun Jae di jalan ketika menuju Firma hukum Hope. Ibu berusaha bersembunyi dan menelpon Eun Jae, hanya saja Eun Jae meresponnya dengan dingin. Hubungan mereka sedikit renggang selama beberapa waktu. Kelihatannya ibunya melakukan kesalahan tertentu yang membuat Eun Jae marah padanya.
Kemudian seorang wanita datang. Ia berpakaian mewah dan sedikit sombong. Ia masuk ke dalam restoran mie ibu Eun Jae dan melihat semua barang terlihat murahan, yang membuat ibu Eun Jae marah.
Ibu Eun Jae adalah tipe orang yang tidak suka dihina, ia akan memarahi orang tersebut, walaupun ia pelanggannya atau bukan.
Ia mengusir wanita kaya itu dan menghinanya. Wanita kaya itu berkata seperti orang yang paham hukum. Ia menyebut Ibu Eun Jae menggunakan kekerasan dan kata-kata kasar padanya.
Wanita kaya: “Kau pasti tidak tahu banyak tentang hukum.”
Ibu Eun Jae: “ Itu tidak mungkin. Aku benar-benar dekat dengan hukum!”
Ternyata wanita kaya itu adalah ibu Hyung Woo. Malam itu Ibu Hyung Woo menelpon Eun Jae, Eun Jae membuat alasan supaya tidak usah bertemu dengan ibu mertuanya. Ternyata ibu Hyung Woo telah menunggunya di luar apartemennya dengan pandangan tidak senang.
Karena ketahuan berbohong, Eun Jae mengundangnya ke apartemennya, walaupun ia juga berusaha mengajaknya ke restoran saja.
Eun Jae segera mengirimkan sms peringatan pada Hyung Woo, yang sedang bekerja didalam rumah. Ia berkata bahwa ibunya ada didepan apartemen mereka dan ia terlanjur bilang kalau Hyung Woo sedang ada di kantor.
Ia kaget ketika membaca sms itu dan segera pergi keluar untuk menghindari ibunya. Tapi waktu tidak berpihak pada mereka, ia tertangkap basah. Keduanya berdiri dengan perasaan berdosa didepan ibunya yang memarahi mereka karena sikap keduanya, tapi Hyung Woo membela istrinya dan berkata bahwa semua adalah kesalahan ibunya yang berkeras ingin datang tanpa pemberitahuan.
Ibu datang karena ia ingin Hyung Woo mengurus masalah hukumnya. Ia telah membeli sebuah bangunan, tapi Hyung Woo mengingatkan aturannya bahwa ia tidak akan mengurusi urusan bisnisnya.
Ibu kemudian meminta Eun Jae untuk membantunya dalam kontrak retail. Eun Jae tidak seperti Hyung Woo dan menyetujui permintaan ibu mertuanya. Tapi ketika ia meminta fee (ia ingin memisahkan antara masalah pribadi dengan pekerjaan), ibu menjadi gusar.
Setelah ibu mertuanya pergi, Eun Jae bertanya dengan ragu-ragu apakah Hyung Woo marah karena ia telah berbohong pada ibunya dalam usahanya untuk menghindari agar ia tidak perlu mengundang ibu ke rumah. Eun Jae terkejut ketika Hyung Woo membelanya didepan ibunya. Sekarang ia tambah terkejut ketika Hyung Woo berkata kalau ibunya sangat pandai membuat orang menghindarinya.
Eun Jae merasa tersentuh, ia pun mencium pipi Hyung Woo. Sedangkan Hyung Woo segera mencium bibirnya. Eun Jae menikmatinya walaupun ia tetap berkomentar beberapa kali. Hyung Woo telah lelah mendengar omelan Eun Jae dan segera menyapu kaki Eun Jae dan membuatnya terjatuh ke tempat tidur.
Hyung Woo segera membuka laci disampingnya untuk mencari alat kontrasepsi, tapi ternyata habis. Ia meminta pada Eun Jae untuk membiarkannya tidak memakai alat kontrasepsi kali ini saja, tapi Eun Jae tidak mau hamil sampai firma hukum mereka stabil dan menyuruh Hyung Woo untuk membeli kondom. Karena frustasi, Hyung Woo berteriak padanya untuk membelinya sendiri dan melangkah pergi.
Paginya, Eun Jae mencari Hyung Woo di sekeliling apartemen mereka, ia hanya menemukan “pendapat tertulis” yang ditempel di lemari es. Diketik seperti dokumen legal. Hyung Woo menamakan dirinya (tidak pandai mencari uang) sebagai tergugat, sedangkan istrinya (pandai mencari uang) sebagai penggugat.
Dalam catatan itu ia mengakui, “Dalam beberapa tahun ini, Penggugat yang pintar mencari uang telah bekerja keras untuk mencoba mengurus tergugat yang tidak pandai mencari uang.” Eun Jae tersenyum saat membacanya dan ia ingat kalau hari ini adalah hari ulangtahun pernikahan mereka. Hyung Woo juga menyiapkan sarapan untuknya.
Eun Jae tiba di kantor dan menemukan suaminya sedang berdebat dengan putri kakek yang curiga Hyung Woo mengambil kasus itu secara gratis dan hanya ingin menipu mereka.
Anak perempuan kakek itu merasa bersalah karena kontrak rumah itu atas namanya. Ia sudah disarankan untuk melakukannya, tapi malah jadi bumerang bagi mereka (Ia menikah dan pihak penggugat berpendapat bahwa rumah itu tidak lagi milik ayah, jadi ia bisa diusir). Karena mereka telah kalah dalam kasus pertama, mereka takut akan kalah dalam banding ini. Hyung Woo berjanji untuk bekerja keras dan memastikan ayahnya tidak akan menderita. Anak perempuan kakek itu takut akan kesehatan ayahnya akibat memikirkan semua masalah ini.
Eun Jae menambahkan, satu-satunya cara agar ayahnya tetap sehat adalah dengan memperjuangkan rumah yang ditinggali ayahnya. Dengan percaya diri, ia meyakinkan kalau Hyung Woo adalah pengacara yang berpengalaman.
Hyung Woo merasa kagum dan lega karena Eun Jae telah berubah pikiran dan ia menunjukkan kepercayaannya padanya. Hyung Woo mengingatkan kata-katanya kalau Eun Jae tidak akan menarik kata-katanya. Eun Jae menjawab kalau ia tudak akan melakukannya, tidak jika ia menang, “Jadi sebaiknya kau memenangkan perkara ini.”
Hyung Woo teringat kalau hari ini adalah hari ualng tahun pernikahan mereka, jadi ia bertanya apa yang ingin dilakukan Eun Jae nanti malam. Eun Jae merenung dan berkata kalau ia ingin pergi ke tempat yang belum pernah didatanginya. Hyung Woo menggodanya, “Dapur kita?”
Eun Jae menerima telpon dari pemilik rumah yang mengatakan kalau uang sewa apartemen mereka naik, sehingga membutuhkan uang jaminan yang lebih besar. Eun Jae protes karena kenaikannya besar, tapi segera diam ketika pemilik rumah berkata kalau pilihan mereka yang lain adalah segera pindah.
Ia melihat buku tabungannya dan mendesah ketika melihat jumlahnya. Ia pun pergi ke kantor Hyung Woo untuk mengambil buku tabungannya. Matanya membesar ketika melihat penarikan terakhir, 10 juta won yang dipinjamkan pada Go Ki. Ia pun mengkonfrontasi Hyung Woo atas penarikan itu.
Hyung Woo menduga kalau ia mengatakan yang sesungguhnya akan membuatnya lebih marah, maka ia berbohong kalau uang itu digunakannya untuk bermain saham. Eun Jae merasa terganggu dengan responnya dan memberitahunya bahwa uang sewa rumah naik dan mereka harus menambah jumlah uang jaminan.
Hyung Woo mengernyit ketika sadar kalau ia dalam masalah. Ia segera berkata pada Eun Jae kalau ia akan membereskannya karena ia punya simpanan uang yang lain dan menyuruh Eun Jae supaya tidak perlu khawatir. Ia pun pergi ke bank untuk mencari kredit dan melihat sesuatu yang membuat matanya terbelalak.
Gantian Hyung Woo yang mengkonfrontasi Eun Jae dengan dokumen yang mencurigakan. Ia menunjukkan dokumen dari bank dan menyuruhnya mencari tahu apa yang salah didalamnya. Eun Jae melihat dokumen itu melihat apa yang membuat Hyung Woo marah, ia tercantum bukan sebagai istrinya tetapi sebagai teman sekamarnya.
Ia merasa bersalah, menunjukkan bahwa ia punya rahasia. Hyung Woo ingin tahu, “Kenapa kau tidak mendaftarkan perkawinan kita?”
Ia melihat reaksinya yang aneh, kemudian bertanya dengan penuh curiga, “Apakah ada alasan khusus? Atau mungkin… kau sengaja tidak melakukannya?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar